Anything Happen for a Reason
Dear friends,
Saat mendung menggelayut di pagi hari, alangkah syahdunya kalau duduk diam sambil pegang gadget. Males bener mau kemana-mana.
Kadang terpikir, kenapa sih pagi-pagi gini malah mendung. Kan jadi kurang produktif waktunya. Jalanan basah habis hujan, cuaca dingin, perut lapar, dan mau kerja juga enggan.
Wajar nggak sih, kalau kita selalu pengen nyaman setiap hari. Pagi-pagi mentari bersinar, badan sehat, perut kenyang, dompet penuh, pergi kerja lancar, jalan nggak macet, sampai di kantor disambut hangat oleh teman kerja, di meja kantor ada kudapan, secangkir kopi hangat yang mengepul, semua pekerjaan berjalan sempurna, mendapat pujian dari atasan, dan hari itu berjalan dengan damai tiada tara. Nikmat mana lagi yang akan kita dustakan.
Tapi semua itu hampir mustahil terjadi.
Terkadang awal pagi berjalan manis, tengah hari sangat menjengkelkan, sore dan malam menjadi nggak mood.
Kadang juga pagi sudah emosi, hingga seharian berjalan tersendat, namun di sore hari ada sedikit pencerahan, hingga menutup hari dengan senyum.
Satu hal yang harus kita yakini. Anything happen for a reason. Pasti ada alasannya. Kita sering berkata pasti ada hikmah di setiap peristiwa. Bener nggak, sih?
Pernahkah kita berfikir, bahwa sesuatu yang bahkan kelihatannya buruk, pasti ada sesuatu yang bisa kita jadikan pelajaran. Sesuatu membuat kita mengangguk setuju pada kalimat anything happen for a reason? Dan kita bisa berkata,"Ya, inilah hikmahnya. Untung terjadi begini, jadi kita bisa begini."
Inilah poinnya. Semua hal buruk bisa saja terjadi, tidak bisa kita kendalikan, namun kitalah yang memegang kendali atas respon yang kita berikan. Pada apapun itu.
Kedewasaan dan kebijakan seseorang akan terbentuk saat dia mampu mengambil hikmah dari setiap kejadian. Bahkan dari hal yang paling buruk sekalipun.
Sebenarnya orang-orang terdahulu sudah banyak mengajarkan tentang pentingnya memandang segala sesuatu dari sisi positifnya.
Jika sudah terbiasa berpikir positif, akan lebih mudah dalam mengambil hikmah atau memetik pelajaran dari segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita. Misalnya saat terjadi kecelakaan, sering terdengar ungkapan, untung hanya lecet, atau untung nggak apa-apa. Kalau salah satu anggota badan ada yang patah, masih ada kalimat, untung masih selamat. Pokoknya selalu dicari sebuah keberuntungan dari setiap musibah betapapun beratnya.
Menurut saya, kebiasaan ini sebenarnya didasarkan pada keyakinan akan qodo dan qodar Allah. Bahwa Allah pasti memberikan yang terbaik untuk kita. Allah akan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan. Semua yang terjadi pasti ada alasannya. Tinggal bagaimana kita menerima, menjalani, menikmati, lalu menyukurinya.
Wallohu a'lam bi showwab.


Ternyata benar ya istilah ikhtiar, tawakal dan semacamnya. Ketika kita melakukan sesuatu sudah yang terbaik namun nyatanya gagal, bisa jadi Allah sedang menolong kita terhindar akan sesuatu yang buruk. Yang penting kita jalani sebaik2nya saja. Semua ada alasan dan waktunya :)
BalasHapusBetul banget, pas kemarin saya dengar kajian Ustaz Basalamah katanya situasi atau masalah apapun bisa terjadi tinggal bagaimana kita menyikapi, apakah mau bersabar dan cari solusi atau mengeluh berkepanjangan..
BalasHapusYups, betul sekali. Jalan takdir yang hadir dalam hidup kita pasti ada hikmah di dalamnya hanya saja sikap kita akan menentukan bagaimana takdir itu dijalani
BalasHapus