Menunggu

 


Beberapa anak nampak duduk berderet menunggu jemputan. Aku juga duduk tidak jauh dari mereka. Semua orang termasuk aku, asyik bermain hape sambil menunggu. Memang merupakan pemandangan biasa di kalangan orang-orang yang menunggu, memainkan hape yang banyak fitur mengasyikkan. Jarang sekali yang pegang buku untuk dibaca, apalagi kitab atau berdzikir. Dan akan tampak aneh jika itu dilakukan oleh orang-orang jaman now. Jamannya hape memiliki daya tarik yang luar biasa.

Ada dua hal yang aku pikirkan saat itu. Pertama, hidup memang sebuah kegiatan menunggu. Saat tiada menunggu ada, saat sudah ada menunggu besar, sesudah besar menunggu dapat kerjaan, terus menunggu punya rumah, istri,anak, menunggu mereka dewasa, mapan dan seterusnya. Pada akhirnya kematianlah yang sedang kita tunggu. Meskipun hakikatnya kematian juga menunggu kiamat. Entah endingnya surga atau neraka.

Jadi sebenarnya tidak begitu masalah jika kita sedang menunggu sesuatu pake lama. Karena memang hidup itu harus selalu menunggu.

Yang kedua adalah bagaimana sebaiknya kita menunggu dalam hidup ini. Dengan main hape atau melakukan sesuatu yang lebih bermanfaat? Memang ada yang berdalih, kan semuanya sekarang harus pake hape. Jadi wajar kita mainan hape terus. Memang tidak salah. Tapi jika kita bertanya pada hati kecil kita yang paling dalam, berapa persen hape itu untuk sesuatu yang manfaat. Lebih besarkah manfaatnya daripada madhorotnya. Apakah untuk belajar dan bekerja atau lebih banyak untuk sekedar update status, main tiktok, lihat berita artis, nonton film, dan hal-hal nggak penting lainnya. 

Perlu perenungan yang lebih mendalam. Tidak perlu melihat orang lain, tapi kita hanya perlu berhenti sejenak untuk melihat diri sendiri.

Mengapa gambar yang pertama muncul adalah makam? Itu adalah makam keponakan tercintaku, meninggal di usia 30 tahun. Belum sempat menikah dan membina rumah tangga. Tetapi Allah lebih sayang padanya. Tidak harus menunggu lama-lama di dunia.

Makam ini adalah simbul batas penantian antara dunia dan akhirat. Aku hanya ingin mengingatkan diri sendiri, jangan bosan untuk menunggu dan lakukan hal-hal yang bermanfaat selagi  menunggu. 

Wallohu a'lam bishowab.


Komentar

  1. Masyaa Allah, tulisan yg sungguh menginspirasi sbg bhn musahabah utk diri ini

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer