Kunjungan Kadinas
Pak Katon kembali berkunjung ke SMPN 1 Ungaran pagi ini. Sudah beberapa kali memang beliau mengunjungi sekolah ini selama masa pandemi. Beliau ingin memastikan bahwa PJJ berjalan dengan lancar.
Namun kunjungan kali ini agak berbeda. Beliau mengharapkan sekolah melaksanakan PTM terbatas meskipun anak-anak hanya masuk sekali dalam seminggu. Harapan ini merupakan bentuk keprihatinan mengenai PJJ yang dirasa kurang efektif.
Bagaimanapun hal ini benar adanya. Saya sendiri sudah merasa sangat bosan dengan PJJ. Di awal masa pandemi, masih ada semangat untuk mencari ide mengajar secara online, mendorong anak-anak untuk mengerjakan tugas. Saya juga masih rajin nagihi dan membuat berbagai strategi agar anak berpartisipasi dalam pembelajaran
Namun semakin lama semangat mengajar online semakin surut. Berbagai aplikasi yang digunakan serasa kurang efektif untuk melatih ketrampilan anak berbahasa Inggris. Semangat menagih tugas juga mulai melemah. PTM terbatas memang jawaban yang paling masuk akal dari kondisi pendidikan yang terpuruk seperti ini.
Rasa jenuh belajar online semakin memuncak ketika melihat kondisi anak-anak yang tidak terurus di luar sana. Miris rasanya ketika pernah ketemu seorang anak di angkot, menggenggam uang banyak yang dia dapat dari mencari dan menjual rongsokan. Ada lagi seorang murid yang tidak mengikuti PJJ karena bekerja menjadi kuli bangunan dengan orang tuanya. Bahkan ada berita dari daerah antah berantah (nggak tega nyebutinnya) tentang anak sekolah yang hamil di luar nikah.
Astaghfirullah.
Mungkin itu hanya sebagian kasus yang persentasenya sangat kecil. Tetapi haruskan kita diam saja saat kejadian itu menimpa anak didik kita. Setidaknya rasa prihatin harus dimiliki dengan kondisi seperti itu. Rasa prihatin yang berujung doa untuk kebaikan semua anak didik kita. Semoga semua berakhir dan anak-anak terselamatkan dari dampak buruk pandemi ini.
Aamiin ya rabbal alamin.


Komentar
Posting Komentar